Malin Kundang


    Malin kundang adalah anak tunggal seorang nelayan pantai air manis. Sebelum lahir, malin kundang telah ditinggal pergi ayahnya, dan di disuh oleh ibunya. Malin selalu dikundang-kundang (dibawa kemana saja pergi). Oleh karena itu malin dipanggil orang dengan nma malin kundang.
Setelah dewasa, malin kundang minta izin kepada ibunya untuk pergi merantau. Ibunyapun mengijinkan dengan hati yang sangat berat. Malin kundang dibekali tujuh bungkus nasi.
“Oh,Tuhan, lindungilah anak hamba yang sedang mengadakan perjalanan itu,” ibu malin kundang berdoa sambil menadahkan kedua tangannya kelangit.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun berganti tahun. Setelah malin kundang berpisah dengan ibunya, ternyata tidak ada kabar berita darinya.
“Oh anakku, kapan kau pulang kepangkuan ibu? Ibu sangat merindukanmu anakku” kata sang ibu dengan penuh harap. Ia yakin suatu saat nanti malin kundang kembali.apalagi setelah seorang nahkoda yang baru saja bertemu malin kundang memberitahukan bahwa malin kundang sekarang hidup bahagia. Ia sudah menikah dengan seorang gadis cantik, putri seorang bangsawan yang kaya raya. Demikianlah, pada suatu hari yang cerah di lepas pantai tampak sebuah kapal mewah mendekat. Kapal itubertingkat-tingkat.”Hore! Hore!” teriak penduduk air mnis gempar. Mereka mengira kapal itu milik raja atau pangeran. Bukan main gembiranya mereka mengelu-elukan kedatangan malin kundang. Mereka saling berdesak-desakan ingin melihatnya.
“mereka menunggu kedatangan kita,” ujar istri malin kundang sambil memeluknya erat. Penduduk pantai air manis tak henti-hentinya mengelu-elukan kedatangan malin kundang. Mereka saling berdesak-desakan ingin melihatnya.
“Anakku,malin kundang!” seru ibu malin kundang sambil menahan isak tangis. Malin kundang terpanah melihat wanita tua yang langsung memeluknya itu.
“wanita buruk ini ibu kanda?” tanya istri malin kundang dengan nada kecut. Mendengar pertanyan istrinya, malin kundang langsung mendorong wanita tua yang penyot dan bongkok itu hingga terguling kepesisir.
“ibuku tidak sejelek seperti engkau!” seru malin kundang sambil menendangnya. Istri malin kundangpun meludahinya, “Cih!”
Banyak orang terpanah kemudian pulang kerumah masing-masing. Ibu malin kundang pingsan dan terbaring sendirian. Setelah siuman, ibu malin kundang mellihat kapal malin kundang berada dikejauhan. Hatinya pedih bagaikan ditusuk-tusuk. Kemudian ia mendahkan tangannya keatas dengan berseru,”Tuhan yang maha kuasa, kalau memang benar ia malin kundang anakku. Aku bersumpah ia menjadi batu.”
Tidak lama kemudian datanglah badai besar disertai ombak bergulung-gulung dengn bunyi dahsyat yang berlangsung hingga tengah malam. Ketika matahari mulai tampak, badai itupun reda. Di pantai telihat kepingan kapal yang telah menjadi batu. Malin kundang si anak durhaka, telah kena kutuk dan menjadi batu. Di sela-sela batu berenang ikan teri,ikan belanak, dan ikan tenggiri. Konon ikan-ikan itu berasal dari tumbuh istri malin kundang .sedangkan suara samar yang memilukan hati berasal dari teriakan dan ratap tangis malin kundang yang meminta ampun kepda ibunya.